Thursday, August 8, 2013

Trunyan bali, desa unik dengan upacara pemakaman tanpa dikubur

"Trunyan", mungkin kata ini identik dengan tradisi pemakaman mayat di bali tanpa dikubur, diletakan di atas tanah begitu saja dan uniknya mayat tersebut tidak berbau busuk. Trunyan sendiri sebenarnya adalah nama sebuah desa di tepi danau batur bali, kintamani kabupaten bangli.

di desa trunyan bali terdapat 3 areal pekuburan atau oleh warga lokal disebut sema dan masing-masing areal pekuburan digunakan untuk pemakaman tiga jenis kematian yang berbeda.


Bila ada seorang warga bali trunyan yang meninggal secara wajar maka mayitnya atau jasadnya akan mereka tutupi dengan kain putih, diupacari, dan diletakan di atas tanah tanpa dikubur di bawah pohon besar yang disebut taru menyan di sebuah tempat bernama sema wayah.


Bila penyebab kematian seseorang tidak wajar misalnya seperti kecelakaan, bunuh diri atau dibunuh maka mayatnya ditempatkan di area pekuburan bernama sema bantas.


Kemudian jika yang meninggal adalah bayi atau anak kecil atau seorang dewasa namun belum menikah maka mayatnya akan di makamkan di area pemakaman bernama sema muda.


ke unikan dari trunyan bali adalah mayat yang letakan begitu saja di atas tanah tidak berbau meskipun sudah berbulan-bulan. kenapa?. hal ini disebabkan oleh adanya pohon taru menyan di sekitar area pemakaman tersebut. pohon taru menyan ini mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk dari mayat. itulah sebabnya mayat di trunyan bali tidak berbau busuk. inilah yang menjadi daya tarik bagi turis baik lokal maupun asing.


Bagaimana cara mencapai desa trunyan? untuk mencapai desa trunyan anda bisa menumpang perahu motor dari desa kadisan, kintamani. Kurang lebih setelah menempuh jarak 30 menit anda akan tiba di lereng bukit abang. kemudian untuk menuju ke lokasi pekuburan dari desa trunyan anda masih diharuskan lagi menempuh jarak sekitar 10 menit dengan menggunakan perahu.


Selamat berwisata ke desa trunyan bali.

No comments:

Post a Comment